Translate

Rabu, 22 Mei 2013

Makalah Bahasa Indonesia

Good evening viewers {} Happy May :D
Oke, hari ini aku mau share tugas Bahasa Indonesia >> Karya Tulis Ilmiah ;;)


TUGAS BAHASA INDONESIA
KARYA TULIS ILMIAH

PERAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA
KELAS XI IPA 2 SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2012/2013


Oleh:
1.      Choirul Bariyah                    (05)
2.      Dwi Sekar Sari                      (12)
3.      Kanita Melarillis Cita           (19)
4.      Nindi Fadila Saputri             (23)


SMA NEGERI 1 GARUM
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “PERAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XI IPA 2 SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2012/2013”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bu Yayuk sebagai guru Bahasa Indonesia sekaligus pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Garum,  Mei 2013





           Penyusun



PERAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA
KELAS XI IPA 2 SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2012/2013
                                                                                                                                                     I.            PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Dalam proses belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa. Diantaranya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang berasa dari dirinya sendiri, misal niat siswa mencapai cita-citanya atau kedewasaannya dalam memikirkan masa depan. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari lingkungannya yaitu teman sepermainan, motivasi, kegiatan ekskul maupun lingkungan masyarakat. Namun yang utama disini berawal dari keluarganya, yaitu orangtua.
            Orangtua disini memiliki peran penting bagi prestasi siswa dan hasil belajarnya. Siswa perlu dukungan orangtua dalam bertindak dan melakukan suatu hal. Jika orangtua mendukung kegiatan belajar anak, ini akan menimbulkan dampak positif dalam prestasinya. Di sisi lain, banyak orangtua yang tidak mendukung anak untuk belajar.
            Dukungan orangtua dapat berupa motivasi, kasih sayang, fasilitas belajar, perhatian dan atau nasehat, dan kepercayaan menggunakan alat teknologi dan komunikasi. Namun, bebas disini bukan dalam arti boleh menggunakan secara bebas tetapi memperoleh informasi dalam yang dapat membuat pola pikir si anak berkembang.
            Dalam karya tulis ilmiah ini, akan dibahas bagaimana peran pentingnya pola asuh orangtua terhadap prestasi dan hasil belajar anak, bagaimana dampaknya serta bagaimana si anak harus menyikapinya.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana cara orang tua dalam memahami perilaku seorang anak sebagai siswa?
2.      Apa sajakah sikap yang perlu dihindari orang tua terhadap anak dalam pendampingan belajar?
3.      Hal-hal apa sajakah yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar?
4.       Apa sajakah anjuran dan pantangan bagi orang tua?                                                

C.     TUJUAN PENELITIAN
1.      Menjelaskan bagaimana cara orangtua dalam memahami perilaku seorang anak sebagai siswa
2.      Menjelaskan apa saja sikap yang perlu dihindari orang tua terhadap anak dalam pendampingan belajar
3.      Menyebutkan hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar
4.      Menjelaskan apa saja anjuran dan pantangan bagi orang tua

D.     MANFAAT PENELITIAN
1.      Bagi orang tua, agar lebih memberikan dukungan terhadap belajar anak melalui motivasi dan fasilitas sesuai perkembangan siswa
2.      Bagi siswa, agar siswa mampu menyeleksi hal yang menjadi pengaruh dalam belajarnya juga mampu menyikapi peran orangtua mereka

                                                                                                                                                     II.            PEMBAHASAN

Orang tua merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak karena keluarga adalah tempat pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan anak. Orang tua memang berkewajiban merawat, mengasuh dan membimbing seorang anak sebelum ke jenjang sekolah. Menjaga berasal dari kata dasar ”jaga” yang berarti mengawasi sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Ini berarti bahwa orang tua haruslah merawat anaknya dengan sebaik-baiknya. Orang tua juga bertugas mengasuh anak. Dari asal katanya ”asuh” yang berarti memelihara anak. Sedangkan membimbing yang berasal dari kata dasar ”bimbing”yang berarti memimpin, mengasuh atau menuntun. Membimbing disini tidak hanya sebatas kegiatan di rumah saja. Akan tetapi orang tua juga harus membimbing seorang anak dalam proses belajar di rumah.
Meskipun di sekolah sudah ada guru yang membimbing mereka belajar, namun bimbingan dan semangat dari orang tua juga perlu dalam proses belajar seorang anak. Karena lingkungan keluarga juga bisa menciptakan suasana efektif dan efisien untuk mengulang mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Bimbingan ini agaknya harus dilakukan secara terus menerus agar anak mampu berprestasi dengan baik. Anak juga butuh dorongan positif dari orang tua. Motivasi merupakan alasan atau dorongan yang bisa membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Itulah sebagian cara untuk memberi kekuatan mental pada anak.

A. Cara-cara Orang Tua dalam Memahami Perilaku Anak sebagai Siswa 
Orang tua secara tidak langsung akan melepaskan seorang anak ketika anak tersebut langsung akan melepaskan pendidikan di sekolah. Keluarga sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama telah mulai ditinggalkan seorang anak meskipun tidak sepenuhnya. Ketika seorang anak mulai terjun ke bangku sekolah, maka ia sudah mulai mengenal pendidikan di dalam sekolah. Yang dimaksud pendidikan disini adalah upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan atau usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya agar dapat mandiri, menjadi akil baligh, dan bertanggung jawab secara susila dan sikap bertanggung jawab.
Secara garis besar manusia terdiri atas dua aspek, yaitu aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani meliputi antara lain tinggi dan besar badan, panca indera, anggota badan, kondisi dan peredaran darah, dan lain-lain. Aspek rohani meliputi kecerdasan, bakat,

kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi, emosi dan perasaan, watak, kemampuan sosial, dan lain-lain. Berdasarkan aspek-aspek itulah orang tua hendaknya bisa memahami kondisi anak yang sudah bersekolah. Tidak jarang pula banyak anak yang kadang jenuh atas beban-beban tugas sekolah yang ia hadapi. Disinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan semangat dan mengembalikan gairah untuk belajar.
Misalnya saja ada contoh, ketika seorang anak sedang mengamuk atau emosional yang mungkin dikarenakan oleh beban tugas-tugas sekolah, orang tua tak lantas ikut mengamuk kepada anak tersebut. Akan tetapi orang tua hendaknya membiarkan anak tersebut sebentar agar dia bisa menenangkan dirinya dan setelah itu tanyalah secara baik-baik apa yang sebenarnya menyebabkan si anak tersebut tiba-tiba mengamuk.

B. Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar
Banyak orang tua yang menginginkan anaknya kelak sukses. Akan tetapi tidak sedikit pula cara-cara anak tersebut secara tidak langsung. Bahkan banyak orang tua yang beranggapan bahwa harga diri meraka terletak pada kesuksesan anak-anak mereka. Ini berarti, jika seorang anak sukses maka orang tua akan merasa bangga dan tidak jarang pula para orang tua akan memberikan cinta yang berlimpah dalam bentuk apapun. Tapi apabila seorang anak gagal, orang tua akan merasa malu bahkan merasa anak tersebut adalah aib untuk mereka. Berikut ini ada beberapa tanda bahaya yang harus dihindari pada orang tua dalam membimbing anak belajar.

1. Pengharapan Orang Tua yang Tidak Sehat
Dalam hal ini orang tua haruslah mengerti benar apa itu target dan pengharapan. Target merupakan tujuan yang bisa atau tidak bisa dicapai oleh anak-anak. Ketika target tercapai anak-anak mereka sangat senang karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang pasti. Ketika target tidak tercapai, anak-anak merasa agak kecewa, tapi biasanya mereka puas dengan kemajuan yang berhasil mereka lakukan.
Pengharapan adalah target bahwa sesuatu akan tercapai. Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan orang tua, adalah membuat pengharapan yang berbeda diluar kemampuan seorang anak. Tentunnya pengharapan yang seperti ini akan merusak anak-anak jika pengharapan tidak tercapai.



2. Pujian dan Hukuman yang Tidak Sehat
Sebagai orang tua, hendaknya mampu memilih dan memilah pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang anak yang dipuji kepandaiannya, bukan usahanya, akan menjadi terlalu terpusat pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka akan takut pada kesulitan karena mereka mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan. Begitupun cara orang tua menghukum anak. Orang tua lebih baik tidak memberikan kritik pribadi yaitu menyalahkan kemampuan seorang anak sebagai penyebab kegagalan mereka, menurunkan pengharapan mereka, memperlihatkan emosi negatif, dan berprestasi lebih buruk di masa depan.

3. Menjadi Orang Tua Target
Orang tua target yang dimaksud disini adalah orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka seperti ”pegawai-pegawai kecil”. Biasanya orang tua yang seperti ini akan mengharapkan anak-anak mereka untuk berproduksi dalam bentuk prestasi dan keberhasilan. Jika hasil yang diinginkan tidak terjadi, maka ”bos-bos” ini memperlihatkan rasa tidak suka mereka dan anak-anak mereka menganggap bahwa orang tua mereka akan ”memecat” mereka. Secara otomatis, orang tua yang seperti ini adalah orang tua yang menempatkan penekanan yang terlalu besar pada hasil usaha berprestasi anak.
Itulah beberapa hal yang harus dihindari para orang tua dalam membimbing anaknya belajar. Agaknya orang tua yang bijak harusnya lebih mementingkan kemampuan yang secara alami ada pada diri anak tersebut bukan mementingkan gengsi orang dan menaruh harapan-harapan semu pada anak-anaknya.

C. Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar 
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil suatu saat di masa depan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua agar memperoleh anaknya berhasil di masa depan. Dorongan motivasi dan perhatian dari orang tua juga penting agar anak merasa tidak sendiri dalam menghadapi masalah-masalah yang pasti akan terjadi dalam proses belajar. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghargai Cinta
Cinta adalah alat yang paling efektif untuk mempengaruhi seorang anak. Sebagai orang tua sebaiknya menggunakan cinta nilai, yaitu cinta yang tergantung pada kesediaan

anak untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar dan untuk bertindak dengan cara-cara yang pantas dan etis menurut norma sosial. Cinta nilai mendukung perkembangan nilai-nilai positif dan perilaku bermoral, memupuk pertumbuhan yang sehat dan mendorong prestasi serta kebahagiaan. Cara mendidik seorang anak yang efektif berpusat disekitar cinta, cinta yang tidak serba membolehkan, cinta yang tidak menoleransi sikap tak hormat, tapi juga cinta yang cukup besar untuk membiarkan anak-anak melakukan kesalahan dan memperbolehkan mereka untuk hidup dalam konsekuensi kesalahan itu.

2. Pengharapan Orang Tua yang Sehat
Pengharapan yang positif dan memotivasi adalah sesuatu yang menujukkan suatu kondisi dalam diri individu yaitu mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Namun ketika anak semakin tumbuh dewasa, peran orang tua dalam menentukan pengharapan harus berkurang dan keterlibatan anak harus meningkat. Saat seorang anak tumbuh dewasa pun dan memperoleh pengalaman serta perspektif yang diperlukan, pada saat itu orang tua perlu memberi si anak kebebasan untuk membuat pengharapannya sendiri.

3. Berjuang Mencapai Keunggulan
Keunggulan adalah sebuah tujuan yang bisa dicapai anak manapun. Dengan bekerja keras, seorang anak bisa mencapai suatu tingkat keunggulan. Seorang anak tidak perlu sempurna, karena ia boleh saja gagal. Sedikit kegagalan penting bagi anak karena memberikan pelajaran berharga yang akan membantu perjuangannya mencapai keunggulan. Orang tua perlu mendorong seorang anak untuk menerima dirinya apa adanya dan membebaskan dirinya untuk hidup dengan cara produktif.

D. Anjuran dan Pantangan bagi Orang Tua 
Banyak orang tua yang memiliki bermacam-macam motivasi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Sehingga tidak sedikit orang tua yang berlomba-lomba sekuat tenaga menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah favorit bahkan mereka rela membayar meskipun mahalnya ”gak ketulungan”. Agaknya hal seperti itu bukanlah selamnya hal yang positif. Alangkah baiknya orang tua mengetahui apa saja anjuran dan pantangan sebagai orang tua dalam mendampingi anak belajar.


1. Anjuran Bagi Orang Tua
Dibawah ini merupakan beberapa anjuran bagi orang tua dalam membimbing anak belajar :
a. Berikan bimbingan kepada anak tapi jangan memaksa atau menekan,
b. Bantu anak dalam menentukan target prestasi,
c. Tekankan kesenangan, pengembangan ketrampilan, dan manfaat lain kegiatan berprestasi seperti motivasi, keyakinan, dan lain-lain
d. Perlihatkan minat terhadap kegiatan anak, misalnya memberikan sarana, hadiri penampilannya, dan lain-lain,
e. Berikan dukungan yang positif,
f. Pahami bahwa kadang-kadang seorang anak mungkin memerlukan istirahat dari kegiatannya,

Itulah beberapa anjuran yang setidaknya bisa dilakukan oleh orang tua dalam mendukung anaknya berprestasi.

2. Pantangan bagi Orang Tua
Selain anjuran-anjuran yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka berikut ini adalah beberapa pantangan bagi orang tua :
a. Jangan mengharapkan seorang anak memperoleh hal lain dari kegiatannya disamping waktu yang menyenangkan, dan lain-lain
b. Jangan memperlihatkan emosi negatif ketika sedang menghadiri sebuah penampilan,
c. Jangan buat seorang anak merasa bersalah atas waktu, energi, dan uang yang orang tua gunakan,
d. Jangan melihat kegiatan anak sebagai sebuah investasi yang akan menghasilkan sesuatu,
e. Jangan mewujudkan impian kita (orang tua) sendiri melalui kegiatan seorang anak,
f. Jangan membandingkan kemajuan anak dengan kemajuan anak-anak lain,
g. Jangan mendesak, melecehkan, menggunakan sarkasme, mengancam, atau menggunakan rasa takut untuk memotivasi anak,
h. Jangan mengharapkan apa pun dan anak kecuali usaha terbaik dan perilakunya,
i. Jangan pernah melakukan apapun yang akan membuat anak memandang dirinya sendiri, atau orang tua.
           


                                                                                                                                                           III.            PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, terkait dengan peran orang tua terhadap prestasi siswa. Maka simpulan dapat diuraikan sebagai berikut:

Orangtua disini memiliki peran penting bagi prestasi siswa dan hasil belajarnya. Siswa perlu dukungan orangtua dalam bertindak dan melakukan suatu hal.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, sehingga orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai denga tujuan pendidikan itu sendiri.

B.     SARAN
 Setidaknya para orang tua tahu bahwa tak selamanya peringatan bahkan keinginan atau ambisi mereka tidak selalu benar untuk kebaikan anak. Seorang anak apabila selalu ditekan maka dia akan memiliki mental yang tidak sehat. Apalagi kalau dengan sederet peraturan yang mengekang mereka. Sebagai orang tua yang membimbing anaknya agar berprestasi dengan baik hendaknya selalu membedakan antara gengsi dengan kebutuhan orang tua.



Well, itudeh. Semoga bermanfaat yaa. Thanks. Good evening :) :* {}