Oke, hari ini aku mau share tugas Bahasa Indonesia >> Karya Tulis Ilmiah ;;)
TUGAS BAHASA INDONESIA
KARYA TULIS ILMIAH
PERAN
ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA
KELAS
XI IPA 2 SEMESTER 1
TAHUN
AJARAN 2012/2013
1.
Choirul
Bariyah (05)
2.
Dwi
Sekar Sari (12)
3.
Kanita
Melarillis Cita (19)
4.
Nindi
Fadila Saputri (23)
SMA NEGERI 1 GARUM
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “PERAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XI IPA
2 SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2012/2013”. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bu Yayuk
sebagai guru Bahasa Indonesia sekaligus pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap
semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Garum, Mei 2013
Penyusun
PERAN
ORANGTUA TERHADAP PRESTASI SISWA
KELAS
XI IPA 2 SEMESTER 1
TAHUN
AJARAN 2012/2013
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses belajar
siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa.
Diantaranya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang berasa
dari dirinya sendiri, misal niat siswa mencapai cita-citanya atau kedewasaannya
dalam memikirkan masa depan. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari
lingkungannya yaitu teman sepermainan, motivasi, kegiatan ekskul maupun
lingkungan masyarakat. Namun yang utama disini berawal dari keluarganya, yaitu
orangtua.
Orangtua
disini memiliki peran penting bagi prestasi siswa dan hasil belajarnya. Siswa
perlu dukungan orangtua dalam bertindak dan melakukan suatu hal. Jika orangtua
mendukung kegiatan belajar anak, ini akan menimbulkan dampak positif dalam
prestasinya. Di sisi lain, banyak orangtua yang tidak mendukung anak untuk
belajar.
Dukungan
orangtua dapat berupa motivasi, kasih sayang, fasilitas belajar, perhatian dan
atau nasehat, dan kepercayaan menggunakan alat teknologi dan komunikasi. Namun,
bebas disini bukan dalam arti boleh menggunakan secara bebas tetapi memperoleh
informasi dalam yang dapat membuat pola pikir si anak berkembang.
Dalam
karya tulis ilmiah ini, akan dibahas bagaimana peran pentingnya pola asuh
orangtua terhadap prestasi dan hasil belajar anak, bagaimana dampaknya serta
bagaimana si anak harus menyikapinya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
cara orang tua dalam memahami perilaku seorang anak sebagai siswa?
2.
Apa
sajakah sikap yang perlu dihindari orang tua terhadap anak dalam pendampingan
belajar?
3.
Hal-hal
apa sajakah yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar?
4.
Apa sajakah anjuran dan pantangan bagi orang
tua?
C. TUJUAN PENELITIAN
1.
Menjelaskan
bagaimana cara orangtua dalam memahami perilaku seorang anak sebagai siswa
2.
Menjelaskan
apa saja sikap yang perlu dihindari orang tua terhadap anak dalam pendampingan
belajar
3.
Menyebutkan
hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak
belajar
4.
Menjelaskan
apa saja anjuran dan pantangan bagi orang tua
D.
MANFAAT
PENELITIAN
1.
Bagi
orang tua, agar lebih memberikan dukungan terhadap belajar anak melalui
motivasi dan fasilitas sesuai perkembangan siswa
2.
Bagi
siswa, agar siswa mampu menyeleksi hal yang menjadi pengaruh dalam belajarnya
juga mampu menyikapi peran orangtua mereka
II.
PEMBAHASAN
Orang tua merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak
karena keluarga adalah tempat pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan
anak. Orang tua memang berkewajiban merawat, mengasuh dan membimbing seorang
anak sebelum ke jenjang sekolah. Menjaga berasal dari kata dasar ”jaga” yang
berarti mengawasi sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Ini berarti bahwa
orang tua haruslah merawat anaknya dengan sebaik-baiknya. Orang tua juga
bertugas mengasuh anak. Dari asal katanya ”asuh” yang berarti memelihara anak.
Sedangkan membimbing yang berasal dari kata dasar ”bimbing”yang berarti
memimpin, mengasuh atau menuntun. Membimbing disini tidak hanya sebatas
kegiatan di rumah saja. Akan tetapi orang tua juga harus membimbing seorang
anak dalam proses belajar di rumah.
Meskipun di sekolah sudah ada guru yang membimbing mereka
belajar, namun bimbingan dan semangat dari orang tua juga perlu dalam proses
belajar seorang anak. Karena lingkungan keluarga juga bisa menciptakan suasana
efektif dan efisien untuk mengulang mata pelajaran yang telah diajarkan di
sekolah. Bimbingan ini agaknya harus dilakukan secara terus menerus agar anak
mampu berprestasi dengan baik. Anak juga butuh dorongan positif dari orang tua.
Motivasi merupakan alasan atau dorongan yang bisa membuat seseorang untuk
melakukan sesuatu. Itulah sebagian cara untuk memberi kekuatan mental pada
anak.
A. Cara-cara Orang Tua dalam
Memahami Perilaku Anak sebagai Siswa
Orang tua secara tidak langsung akan melepaskan seorang anak
ketika anak tersebut langsung akan melepaskan pendidikan di sekolah. Keluarga
sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama telah mulai ditinggalkan
seorang anak meskipun tidak sepenuhnya. Ketika seorang anak mulai terjun ke
bangku sekolah, maka ia sudah mulai mengenal pendidikan di dalam sekolah. Yang
dimaksud pendidikan disini adalah upaya manusia dewasa membimbing manusia yang
belum dewasa kepada kedewasaan atau usaha untuk menolong anak untuk
melaksanakan tugas-tugas hidupnya agar dapat mandiri, menjadi akil baligh, dan
bertanggung jawab secara susila dan sikap bertanggung jawab.
Secara garis besar manusia terdiri atas dua aspek, yaitu
aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani meliputi antara lain tinggi dan besar
badan, panca indera, anggota badan, kondisi dan peredaran darah, dan lain-lain.
Aspek rohani meliputi kecerdasan, bakat,
kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi, emosi dan
perasaan, watak, kemampuan sosial, dan lain-lain. Berdasarkan aspek-aspek
itulah orang tua hendaknya bisa memahami kondisi anak yang sudah bersekolah.
Tidak jarang pula banyak anak yang kadang jenuh atas beban-beban tugas sekolah
yang ia hadapi. Disinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan
semangat dan mengembalikan gairah untuk belajar.
Misalnya saja ada contoh, ketika seorang anak sedang
mengamuk atau emosional yang mungkin dikarenakan oleh beban tugas-tugas
sekolah, orang tua tak lantas ikut mengamuk kepada anak tersebut. Akan tetapi
orang tua hendaknya membiarkan anak tersebut sebentar agar dia bisa menenangkan
dirinya dan setelah itu tanyalah secara baik-baik apa yang sebenarnya menyebabkan
si anak tersebut tiba-tiba mengamuk.
B. Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari
Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar
Banyak orang tua yang menginginkan anaknya kelak sukses.
Akan tetapi tidak sedikit pula cara-cara anak tersebut secara tidak langsung. Bahkan
banyak orang tua yang beranggapan bahwa harga diri meraka terletak pada
kesuksesan anak-anak mereka. Ini berarti, jika seorang anak sukses maka orang
tua akan merasa bangga dan tidak jarang pula para orang tua akan memberikan
cinta yang berlimpah dalam bentuk apapun. Tapi apabila seorang anak gagal,
orang tua akan merasa malu bahkan merasa anak tersebut adalah aib untuk mereka.
Berikut ini ada beberapa tanda bahaya yang harus dihindari pada orang tua dalam
membimbing anak belajar.
1.
Pengharapan Orang Tua yang Tidak Sehat
Dalam hal ini orang tua haruslah mengerti benar apa itu
target dan pengharapan. Target merupakan tujuan yang bisa atau tidak bisa
dicapai oleh anak-anak. Ketika target tercapai anak-anak mereka sangat senang
karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang pasti. Ketika target tidak
tercapai, anak-anak merasa agak kecewa, tapi biasanya mereka puas dengan
kemajuan yang berhasil mereka lakukan.
Pengharapan adalah target bahwa sesuatu akan tercapai.
Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan orang tua, adalah
membuat pengharapan yang berbeda diluar kemampuan seorang anak. Tentunnya
pengharapan yang seperti ini akan merusak anak-anak jika pengharapan tidak
tercapai.
2.
Pujian dan Hukuman yang Tidak Sehat
Sebagai orang tua, hendaknya mampu memilih dan memilah
pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang anak yang dipuji
kepandaiannya, bukan usahanya, akan menjadi terlalu terpusat pada hasil. Memuji
anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka akan takut pada kesulitan
karena mereka mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan. Begitupun cara orang
tua menghukum anak. Orang tua lebih baik tidak memberikan kritik pribadi yaitu
menyalahkan kemampuan seorang anak sebagai penyebab kegagalan mereka, menurunkan
pengharapan mereka, memperlihatkan emosi negatif, dan berprestasi lebih buruk
di masa depan.
3.
Menjadi Orang Tua Target
Orang tua target yang dimaksud disini adalah orang tua yang
memperlakukan anak-anak mereka seperti ”pegawai-pegawai kecil”. Biasanya orang
tua yang seperti ini akan mengharapkan anak-anak mereka untuk berproduksi dalam
bentuk prestasi dan keberhasilan. Jika hasil yang diinginkan tidak terjadi,
maka ”bos-bos” ini memperlihatkan rasa tidak suka mereka dan anak-anak mereka
menganggap bahwa orang tua mereka akan ”memecat” mereka. Secara otomatis, orang
tua yang seperti ini adalah orang tua yang menempatkan penekanan yang terlalu
besar pada hasil usaha berprestasi anak.
Itulah beberapa hal yang harus dihindari para orang tua
dalam membimbing anaknya belajar. Agaknya orang tua yang bijak harusnya lebih
mementingkan kemampuan yang secara alami ada pada diri anak tersebut bukan
mementingkan gengsi orang dan menaruh harapan-harapan semu pada anak-anaknya.
C. Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan
Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil suatu
saat di masa depan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh orang tua agar memperoleh anaknya berhasil di masa depan. Dorongan motivasi
dan perhatian dari orang tua juga penting agar anak merasa tidak sendiri dalam
menghadapi masalah-masalah yang pasti akan terjadi dalam proses belajar. Adapun
hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Menghargai Cinta
Cinta adalah alat yang paling efektif untuk mempengaruhi
seorang anak. Sebagai orang tua sebaiknya menggunakan cinta nilai, yaitu cinta
yang tergantung pada kesediaan
anak untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar dan untuk
bertindak dengan cara-cara yang pantas dan etis menurut norma sosial. Cinta
nilai mendukung perkembangan nilai-nilai positif dan perilaku bermoral, memupuk
pertumbuhan yang sehat dan mendorong prestasi serta kebahagiaan. Cara mendidik
seorang anak yang efektif berpusat disekitar cinta, cinta yang tidak serba
membolehkan, cinta yang tidak menoleransi sikap tak hormat, tapi juga cinta
yang cukup besar untuk membiarkan anak-anak melakukan kesalahan dan
memperbolehkan mereka untuk hidup dalam konsekuensi kesalahan itu.
2.
Pengharapan Orang Tua yang Sehat
Pengharapan yang positif dan memotivasi adalah sesuatu yang
menujukkan suatu kondisi dalam diri individu yaitu mendorong atau menggerakkan
individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Namun ketika anak
semakin tumbuh dewasa, peran orang tua dalam menentukan pengharapan harus
berkurang dan keterlibatan anak harus meningkat. Saat seorang anak tumbuh
dewasa pun dan memperoleh pengalaman serta perspektif yang diperlukan, pada
saat itu orang tua perlu memberi si anak kebebasan untuk membuat pengharapannya
sendiri.
3.
Berjuang Mencapai Keunggulan
Keunggulan adalah sebuah tujuan yang bisa dicapai anak
manapun. Dengan bekerja keras, seorang anak bisa mencapai suatu tingkat
keunggulan. Seorang anak tidak perlu sempurna, karena ia boleh saja gagal. Sedikit
kegagalan penting bagi anak karena memberikan pelajaran berharga yang akan
membantu perjuangannya mencapai keunggulan. Orang tua perlu mendorong seorang
anak untuk menerima dirinya apa adanya dan membebaskan dirinya untuk hidup
dengan cara produktif.
D. Anjuran dan Pantangan bagi Orang
Tua
Banyak
orang tua yang memiliki bermacam-macam motivasi untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Sehingga tidak sedikit orang tua yang berlomba-lomba sekuat
tenaga menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah favorit bahkan mereka
rela membayar meskipun mahalnya ”gak ketulungan”. Agaknya hal seperti itu
bukanlah selamnya hal yang positif. Alangkah baiknya orang tua mengetahui apa
saja anjuran dan pantangan sebagai orang tua dalam mendampingi anak belajar.
1. Anjuran Bagi Orang Tua
Dibawah
ini merupakan beberapa anjuran bagi orang tua dalam membimbing anak belajar :
a.
Berikan bimbingan kepada anak tapi jangan memaksa atau menekan,
b.
Bantu anak dalam menentukan target prestasi,
c.
Tekankan kesenangan, pengembangan ketrampilan, dan manfaat lain kegiatan
berprestasi seperti motivasi, keyakinan, dan lain-lain
d.
Perlihatkan minat terhadap kegiatan anak, misalnya memberikan sarana, hadiri
penampilannya, dan lain-lain,
e.
Berikan dukungan yang positif,
f.
Pahami bahwa kadang-kadang seorang anak mungkin memerlukan istirahat dari
kegiatannya,
Itulah
beberapa anjuran yang setidaknya bisa dilakukan oleh orang tua dalam mendukung
anaknya berprestasi.
2. Pantangan bagi Orang Tua
Selain
anjuran-anjuran yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka berikut ini adalah
beberapa pantangan bagi orang tua :
a.
Jangan mengharapkan seorang anak memperoleh hal lain dari kegiatannya disamping
waktu yang menyenangkan, dan lain-lain
b.
Jangan memperlihatkan emosi negatif ketika sedang menghadiri sebuah penampilan,
c.
Jangan buat seorang anak merasa bersalah atas waktu, energi, dan uang yang
orang tua gunakan,
d.
Jangan melihat kegiatan anak sebagai sebuah investasi yang akan menghasilkan
sesuatu,
e.
Jangan mewujudkan impian kita (orang tua) sendiri melalui kegiatan seorang
anak,
f.
Jangan membandingkan kemajuan anak dengan kemajuan anak-anak lain,
g.
Jangan mendesak, melecehkan, menggunakan sarkasme, mengancam, atau menggunakan
rasa takut untuk memotivasi anak,
h.
Jangan mengharapkan apa pun dan anak kecuali usaha terbaik dan perilakunya,
i.
Jangan pernah melakukan apapun yang akan membuat anak memandang dirinya
sendiri, atau orang tua.
III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, terkait dengan peran orang
tua terhadap prestasi siswa. Maka simpulan dapat diuraikan sebagai berikut:
Orangtua
disini memiliki peran penting bagi prestasi siswa dan hasil belajarnya. Siswa
perlu dukungan orangtua dalam bertindak dan melakukan suatu hal.
Untuk
dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, sehingga orang tua harus
memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai
dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka
sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola
pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan
ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu
bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai
denga tujuan pendidikan itu sendiri.
B.
SARAN
Setidaknya para orang
tua tahu bahwa tak selamanya peringatan bahkan keinginan atau ambisi mereka
tidak selalu benar untuk kebaikan anak. Seorang anak apabila selalu ditekan
maka dia akan memiliki mental yang tidak sehat. Apalagi kalau dengan sederet
peraturan yang mengekang mereka. Sebagai orang tua yang membimbing anaknya agar
berprestasi dengan baik hendaknya selalu membedakan antara gengsi dengan
kebutuhan orang tua.